Senin, 21 November 2011

Be a Winner Not a Loser


Jangan bertindak untuk kalah atau menghindari kekalahan, bertindaklah untuk menang!
Jika kita melakukan penelitian, sesungguhnya segala jenis kesuksesan di alam ini selalu berawal dari sikap pemenang. Tanpa sikap ini, Michael Jordan tak mungkin menjadi pebasket ternama di dunia. Donald Trump gak akan jadi raja properti dunia. Dan banyak lagi para pemenang yang lahir dari sikap pemenang.
Bersikap pemenang berarti anda berhasrat lebih besar, bekerja lebih keras, meraih lebih tinggi, memberi lebih banyak, anda lebih, lebih, dan lebih. Lebih dari yang rata-rata orang kerjakan, lebih dibanding standar kelayakan. Anda berprinsip, “Bagus saja tidak cukup, selama bisa menjadi lebih baik.” GOOD is enough when BETTER is possible.
Para pemenang (winner) selalu ingin mencapai yang terbaik dari setiap hal yang mereka lakukan. Karena itu mereka giat bekerja, rajin mengasah ilmu, berpadangan kedepan, dan mengoptimalkan semua potensi diri. Winner tak mau kalah dan terpuruk dalam kekalahan. Kalau ia harus kalah ia berusaha bangkit lagi dan menang. Ia tak mau masuk kedalam golongan orang kebanyakan. Ia merasa harus berada di garis terdepan.
Dunia kerja dan persaingan berputar demikian cepat. Hanya mereka yang mampu berpikir cepat, membuat keputusan cepat, bertindak cepat, masuk lebih cepat, dan bertahan dalam kecepatan yang dapat mengikuti arusnya. Para winner akan bertahan dalam pusaran kecepatan itu. Sedangkan Loser yang lambat berbuat dan suka menunda-nunda akan terlempar dengan sendirinya.
Sikap pemenang dapat didefinisikan menjadi 4 sikap kerja yang positif, yaitu: “menjadi Leader bukan Follower, menjadi nomer satu bukan nomer dua, berani terima resiko, dan kerja keras”.

Semua Orang Ingin Jadi Pemenang, Tapi Tidak Semua Orang Jadi Pemenang
                Apakah semua orang ingin menjadi pemenang? Jawabannya: tentu saja. “Tidak percaya?”. Silahkan tanya diri anda. Apakah anda ingin jadi orang yang kalah? Tidak, bukan? Anda hanya ingin menjadi pemenang, kalau mungkin dalam setiap hal yang anda lakukan. Why? Karena kita percaya, dunia hanya menghargai dan mencintai para pemenang.
                Lihat saja ketika usai pertandingan dalam sebuah olah raga. Semua penonton mengacungkan bendera dan meneriakan nama pemenang. Mereka turun dari kursi penonton dan mengelilingi sang pemenang. Ada yang bersama-sama mengangkat tubuh pemenang. Sebagian yang lain memburu untuk minta foto bareng dan tanda tangan. Para wartawan berebutan untuk wawancara. Semua orang akan mencintai kita jika kitalah pemenangnya.
                Pemenang disukai dan dibutuhkan, itu sudah hukum alam. Dalam sekolah misalnya, siswa yang berprestasi selalu mendapat sorotan. Tidak hanya dari sekolah, tapi juga dari siswa lainnya. Ia akan jadi idola, sekaligus menjadi bahan kecemburuan siswa lainnya. Perhatian mematri, pujian mengalir, tepuk tangan membanjir, berbagai hadiah pun mencair. Pokoknya kebahagiaan menjulang setinggi langit saat kita menjadi the winner.
                Apa yang terjadi bila kita kalah? Tak ada orang yang mau peduli. Para guru tak mau melirik, siswa lainpun tak tertarik. Usai pertandingn, pelatih/pembimbing merasa kecewa, para supporter mencela, penonton pun tak melirik sebelah mata, malahan sebagian mencibir dan tertawa mencemooh kekalahan kita. Atau memandang iba atas kejatuhan kita.
                Semua orang ingin jadi pemenang, itu hal yang tak terbantahkan. Bahkan mereka yang malas berbuat pun pernah menghayal menjadi seorang pemenang, meski tidak pernah mengecap bagaimana rasanya. Mereka tahu dan yakin bahwa menjadi winner itu enak. Meski demikian, pada kenyataannya tak semua orang yang jadi pemenang.
                Masalahnya kembali pada sikap. Ada yang membedakan antara sikap seorang winner dengan seorang loser.   Winner kadang mengalami lose, tapi tak seharusnya menjadi loser. Winner tak pernah putus asa dan tidak pernah berpikir engga bisa. Jadi, yang membedakan antara winner dan loser adalah sikap mentalnya.
                Apakah anda sudah menjadi seorang pemenang? Ataukah anda termasuk golongan orang yang hanya menghayalkan sebuah kemenangan tanpa ada sikap untuk menang?
                Perlahan tapi pasti, dunia akan mengakui, menghargai dan berpihak pada orang yang memiliki sikap pemenang. Dunia akan merekrut orang-orang yang serba cepat dan mendepak orang-orang yang lambat. Mengangkat para pemenang dan menyingkirkan para pecundang.

Mereka Bilang itu Cinta


“Duuh, panasnya hari ini. Olahraga masih setengah jam lagi, ngapain ya bagusnya?” Ana bingung mau ngapain. Kebetulan hari ini ana bawa laptop untuk presentasi bahasa indonesia. Yaa, apa lagi kalo bukan OL gratis. Klik,klik,klik. Sudah terbuka tiga tab. Fb, twitter, dan satu lagi?? Masi laman awal mozila. Buka apa ya? Hmm, jelajah blog aja deeh. Skalian update blog.
                Tiba-tiba.. ada entry pada blog kisah inspiratif dengan judul “Tentang Cinta”. Waah, ada apa dibaliknya? AADC (Ada Apa Dengan Cinta?) Penasaran kan? Ana juga penasaran banget. Secara  ana masih gamang dengan yang namanya cinta. Biar gak mati penasaran, ana coba membaca. Jemari menggerakan kursor  terus ke bawah tanpa diperintah. Pandangan terfokus kepada layar laptop yang hanya 14 inch. Sungguh sesuatu yang di luar dugaan. About “love”. Dalam tulisannya mereka mengatakan kalau ana harus menghidupi 3 cinta, yaitu cinta pada Tuhan (agape), cinta pada orang tua, saudara dan sahabat (philia) dan yang terakhir adalah cinta pada kekasih (eros/amor). Mereka juga bilang bahwa dengan menghidupi cinta eros, otomatis hal ini akan mengajari ana untuk mencintai dan menghidupkan cinta philia dan agape. Tapi, benarkah??
To be continued.. ^^

Minggu, 30 Oktober 2011

DUNIAKU LICIK


By. Eljihadi Alfin

Kata alif, hidup itu tidak adil
Kebaikan dilecehkan
Dan kebathilan dipuja-puja
Usaha keras seseorang dipersulit
Dan kemalasan diberikan jaminan
Bahkan pengharrgaan..
            1 orang menegakkan disiplin
Ribuan orang merobohkannya
1 orang berlaku juujur
Ribuan orang menutupinya
Dunia kuu..
Bukan lagi dunia orang-orang baik
Duniaku hanya bagi mereka yang berani licik

Sabtu, 29 Oktober 2011

ISTANA GUBUK


 By. Eljihadi Alfin

Aku membuka mata di pagi yang mendung
Menghirup udara berdebu
Pedih mata ku melihat
Sesak hirup nafasku
Aneeh,, anak sekecilku berada di tengah hiruk pikuknya jalan layang jakarta
Yang membangunkanku dari mimpi indah..
Gubuk kecil menjadi sebuah istana..
     Ingin ku berteriak..
     Ku merindukan sebuah gubuk..
     Gubuk kecil..
     Yang dulu memberi warna disetiap langkahku
     Beratapkan  rumbia,berdidingkan karton, dan beralaskan tanah
     Yang menina bobokan ku tidur ..
     Yang menentramkan jiwa saat aku bangun..
     Aku ingin istana ku kembali..
     Istana gubuk,, gubuk istana.. bukan jalan layang Jakarta..

W.R.O.N.G NATIONALISM!


by. Eljihadi Alfin

Orang Barat telah melucuti baju bangsa ini
Menelanjangi bangsa di bumi Pertiwi
Bukan hanya orang Barat,
Serigala-serigala Timur pun tlah leluasa memakan daging saudaranya
Menggerogoti tanpa belas kasihan
Tidak ada lagi persahabatan
Tidak ada lagi persaudaraan
Kecuali tinggal terucap di bibir manis sang serigala
Atau tinggal tulisan yang terkunci rapat dalam dokumen negara..
Tak ada lagi yang dapat dipercaya
Tak ada lagi tempat tuk bercerita
Kecuali kepada Yang Maha Kuasa